Sabtu, 29 Agustus 2015

Alumni Perlu Bangkit

Saya membayangkan, alumni Ponpes hasyim'Asy'ari bangsri memiliki sebuah badan usaha sendiri, memiliki jaringan alumni yang luas transnasional, keilmuan tinggi yang terorganisir, mandiri finansial organisasi, dan membentuk karakter kesantrian nusantara yang intelek, serta tetap menjadi bagian dari keluhuran Pondok Pesantren tersayang.

Saya membayangkan, alumni Pondok Pesantren Hasyim Asy'ari Bangsri berbondong berkumpul dalam setiap waktu.  Seperti halnya keluarga yang terikat oleh jalinan kuat, yang di Jakarta membentuk komunitas-komunitas kecil yang erat diikat tali persaudaraan. yang di Yogyakarta diikat juga oleh jalinan almamater, yang di jawa timur tak kalah dengan yang lain, yang di Jawa Barat, yang dikota-kota lain juga sama, bahkan yang ada di luar negeri skalipun.

Saya membayangkan Alumni Ponpes Hasyim asy'ari berbondong-bondong kompak dalam membantu mensukseskan segala acara dipondok ; seperti haul abah Amin, Halal bihalal, silaturrahmi dengan asatidz, silaturrahmi selalu dengan ndalem, memotivasi para pengurus pondok, memotivasi para santri yang kurang bersemangat, dan menjadi inspirasi bagi orang banyak.

Saya membayangkan Alumni Ponpes Hasyim asy'ari memiliki badan usaha sendiri, yang bisa memberikan beasiswa kepada para santri yang kurang mampu, para santri yang yatim piatu. mengajarkan teknik bisnis bagi para santri sehingga bisa siap mengembangkan ekonomi dalam dunia luar nanti. santri tidak hanya pandai dalam agama, namun juga dalam ilmu sains ekonominya.

saya juga membayangkan, bahwa Alumni Ponpes Hasyim asy'ari memiliki sebuah media teknologi informasi dan komunikasi dalam bentuk secanggih canggihnya, seperti website (bukan website yang mati), media sosial, dan lainnya. sehingga dapat membantu mensyiarkan dakwah pesantren melalui media internet yang akhir-akhir ini marak diisi oleh tangan-tangan tak bertanggung jawab.

saya juga membayangkan Alumni Ponpes Hasyim asy'ari bisa selalu memberikan informasi terkait dunia diluar sana kepada para santri, terkait info lomba, kreativitas, info beasiswa, info pesantren terkemuka, info para ulama dan lainnya.

saya  bermimpi Alumni Ponpes Hasyim asy'ari memiliki sebuah sistem pengkaderan yang tersistem dengan baik, melahirkan sumberdaya manusia handal yang memiliki daya dzikir dan fikir yang terpadukan seimbang, dalam rangka menyambut era globalisasi dunia sebentar lagi.

saya juga bermimpi, setahun sekali Alumni Ponpes Hasyim asy'ari berkumpul mengadakan aktivitas yang bermanfaat bersama, seperti membuat diskusi-diskusi terkait isu kekinian, diskusi agama, sehingga bisa menjawab problematika masyarakat. serta membuat pelatihan-pelatihan keahlian pertanian, bagi yang jurusan pertanian, pelatihan bahasa asing, bagi yang alumni bahasa asing, dan lainnya.

saya juga bermimpi Alumni Ponpes Hasyim asy'ari membentuk sebuah organisasi yang mapan, terdiri dari ketua dan bawahannya. dengan sistem kekeluargaan se almamater, yang termanagemen dan regenerasinya berjalan dengan baik.

bisakah mimpi itu menjadi nyata?

kita tahu  saat ini alumni belum terkoordinir dengan baik. ketua himpunan alumni yang lama boleh saya bilang sudah terlalu sibuk dengan aktivitasnya diluar sana. bahkan saya yang sudah tidak dipesantren lebih dari tiga tahun saja tidak tahu-menahu tentang himpunan alumni, apa kerjanya, serta siapa pengurusnya.

Setiap kali saya bertemu dengan beberapa insan seperjuangan, saya mendengar deruan keinginan meskipun secuil tentang keprihatinan terhadap status alumni ponpes ini. beberapa saya dengar ingin sekali membantu pondok, namun tidak tahu melalui pintu yang mana.

memang saya juga banyak mendengar bahwa banyak yang kurang siap kembali kepondok, karena masih ngawang-ngawang mau ada di pos bagian mana. apalagi kebanyakan alumni pesantren ini kurang begitu bisa membaca kitab kuning (akhir-akhir ini). lalu, ingin membantu dari mana?

sebenarnya, boleh kita sedikit membesarkan kepala bahwa alumni ponpes HA sudah tersebar diberbagai tempat, berbagai bidang keahlian dan berbagai fase usia. Dari mulai jakarta sampai jawa timur, mungkin sampai diluar jawa, atau bahkan di luar negeri. banyak sekali alumni pondok pesantren ini yang memiliki keahlian khusus yang tidak banyak dimiliki orang lain, sepesrti ahli fisika, ahli teknik, ahli peternakan, ahli agama, guru, ahli kesehatan, ahli pertanian, dan lainnya. Ini fakta, tidak sedikit pula alumni HA yang berprestasi  mulai tingkat kabupaten sampai tingkat internasional. selain itu, banyak pula alumni yang menjabat sebagai orang terkemuka dalam organisasi-organisasi diluar sana, otomatis bisa dikatakan banyak yang memiliki soft skil managemen organisasi/komunitas yang pada intinya mampu memanage orang banyak.

lalu, mengapa himpunan alumni belum juga terbangkitkan kembali?

ada yang salah dengan alumni ini. Dengan potensi yang ada, sangat mungkin alumni merealisasikan apa yang saya bayangkan dan impikan. Sumber daya manusia yang kompeten sudah kita punyai. Tinggal mempertemukan potensi dengan masalah yang ada, sehingga semua bisa terjawab. Sementara ini, dua hal ini belum bisa saling bertemu.

lalu, apa yang bisa dilakukan?

Mari kita bergandengan tangan kembali. Bersatu untuk memperkuat diri. Saling ingat dan saling silaurrahmi. kembali bersilaturrahmi dengan kiai dan pengasuh kita. Rendahkan ego masing-masing, memang saya tahu kita semua punya kesibukan masing-masing. Ingatlah bahwa dulu kita pernah satu atap. Ingatlah bahwa keberadaan kita sekarang tak luput dari peran pesantren ini yang telah membentuk kepribadian kita sekarang. tidak harus kamu seorang kiai supaya bisa membantu pondok atau kawanmu. tidak harus kamu seorang ustadz untuk mengangkat nama pesantrenmu. tidak harus kamu seorang yang dulu tidak pernah dicap bandel supaya kamu bisa menyisihkan sedikit keringatmu untuk lembaga dan kawanmu ini. semua bisa. semua punya kesempatan untuk berkontribusi yang sama. ingat bahwa silaturrami dengan seorang kiai itu bagai mutiara.

mari kita bentuk bersama kembali, menggerakkan, berkorban untuk kekompakan alumni. dimulai dari mana? dimulai dari diri kita masing-masing. luangkan waktu bagi lembaga ini, bagi beliau para pengasuh, bagi orang-orang seperti saya sesama alumni, bagi mereka para santri, dan bagi agamaNya. bagilah ilmu yang kamu dapatkan diluar sana bagi mereka, meskipun kecil. 

kesempatan berkontribusi dan mengabdi itu terbuka. jangan menunggu pintu terbuka, tapi ketoklah pintunya dengan kelembutan dan salam, maka semua akan terbuka oleh cahaya yang begitu terang.

mari alumni PP Hasyim Asy'ari bergerak, lillahita'ala.
mari kembali mengaji

Jakarta, 30 Agustus 2015
Hasan brissy

bagi yang sepakat dengan tulisan ini, monggo tinggalkan komentar.

Kamis, 27 Agustus 2015

Akhirnya Berbicara


Sudah saatnya saya berbicara. Suduah saatnya saya jujur atas kesalahan. Sudah waktunya saya bergerak dari kubangan dosa. Malam yang indah kali ini saya sempatkan main ke beliau, sang imam yang saya anggap sebagai tokoh masyarakat skaligus tokoh agama yang dicintai dan di benci orang Bangong.
Tepat dua bulan yang lalu, saya telah menetapkan diri dalam arus gelombang kemurkaan. Hidup dalam kota wali yang saya agung-agungkan. Sebuah kota bekas hidup pejuang islam. Dan skarangpun masih hidup para penerusnya.
Saya biarkan diri saya bersama kemaksiatan. Berada dalam arus fitnah yang besar. Hidup dalam satu atap dengan meraka, wanita-wanita kembang dunia. Hasil keputusan bersama dan keputusan semua.
Aku takut kala itu, tapi aku gak menyampaikan satupun kata. Aku termenung diantara berjalannya waktu.
Dalih mudahnya koordinasi dan ekonomi menutupi keindahan moral dan pengetahuan agamaku. Aku terpaku tak bisa apa-apa. Aku menodai norma mayarakat yang ada.
Dalam hidup dua bulan bersama, aku dihantui paranoid. Mataku liar dengan mudahnya melihat aurotnya. Rambut, kulit tangan, kulit kaki, dan zina kecil pada pandangan wajah ajnabiyah.
Berhasillah saya mengumpulkan dosa ini. Aku bingung bagaimana membersihkannya. Aku harus bicara- aku harus bicara- dan aku harus bicara. Ku sampaikan keluhanku pada beliau. Ku minta waktu barang satu jam dua jam.
Akhirnya beliau mengerti. Serentak memahamiku berbeda dari sebelumnya. Beliau sudah mengamatiku sejak lama, tapi aku gak tahu itu. Mendadak beliau bercerita bahwa beliau merupakan keluarga darah biru buntet, kempek, dan babakan ciwaringin. Wow.. orang yang selama ini saya kenal ternyata tepat seperti apa yang saya inginkan sebagai misi saya ke Cirebon selain KKN.
Beliau mengatakan ini kepada saya, bahwa ini sebagai pelajaran bagi  saya dan beliau. Pesanku kepada beliau supaya tetap tegas melarang beda G* tinggal bersama jika masih ada lagi. Beliau mengiyakan itu.
Lega rasanya, bisa bercerita. Aku gak ingin menjadi sampah di tempat orang. Aku gak ingin menjadi bagian dari peraup dosa. Ku ingin bersih dan mendapatkan ridhoNya. Sebelum aku kembali ke Bogor saya.

santri At-Taqwa babakangebang Cirebon yang dirindukan

Sungguh pengalaman berharga bisa bertemu dengan kalian. terimakasih sudah menjadi bagian dari hidup saya. pelajaran berharga saya dapatkan dari kalian. susah dan senang bersama masyarakat Cirebon yang menggembirakan. sampai bertemu lagi di lain kesempatan. semoga cita-cita kalian dan saya berhasil atas izinNya. sampai jumpa dilain kesempatan. semoga Allah mengizinkan. aaamiiin.

mari ramaikan grup FB : The Bangong

sowan KHR.Kholil As'ad Syamsul Arifin Situbondo di Cibinong

sungguh kebahagiaan bisa bertemu dan tabarrukan dengan salah seorang ulama besar Indonesia. beliaulah KHR. Kholil Asad Syamsul Arifin pengasuh PP. Walisongo Situbondo Jawa Timur. pada kesempatan majlis maulid di Cibinong pada awal tahun 2015 ini kami sempatkan untuk bertemu dan foto bersama beliau, skaligus mengikuti majlisnya.

semoga beliau tetap sehat, dan menjadi ulama panutan jamaah muslim Indonesia. amin
(Hasan brissy)

Selasa, 25 Agustus 2015

terimakasih adik-adik

Cirebon, 22 Agustus 2015, hari perpisahan bagi saya dan temen-temen mahasiswa KKNP IPB 2015 yang bertugas di Babakangebang dengan anak-anak SDN 3 babakangebang. meski kegiatan berlangsung singkat, namun entah mengapa kami begitu rindu dengan mereka, seakan telah hidup bersama bertahun-tahun.
dalam acara terakhir, kami membuat sebuah tulisan berisi pesan kesan yang ditulis oleh anak-anak.

berikut adalah salah satu tulisan mereka, semoga jujur ya.. hahahahahaha.. amin.

Penyuluhan Konsep Optimalisasi Pekarangan Rumah

Cirebon, 19 Agustus 2015. Komunikasi dengan masyarakat membutuhkan keterampilan tersendiri. ya, begitulah penyuluhan. penyuluhan merupakan kegiatan transver ilmu pengetahuan dari berbagai sumber kepada masyarakat. 

hal ini yang dilakukan oleh lima mahasiswa KKNP IPB 2015 yang bertugas di desa Babakangebang. Saya, vio, Anto, Rezky, dan Fitri sebagai satu tim dalam program ini berusaha mempraktikkan dan membagi ilmu yang telah kami pelajari di perguruan tinggi kepada ibu-ibu tim penggerak PKK desa setempat. dalam agenda tersebut, kami berusaha mensosialisasikan konsep rumah pangan lestari (RPL) dari berbagai disiplin ilmu. Diatnaranya adalah agronomi (budidaya pepaya kalina), Proteksi tanaman (pembuatan pestisida nabati), ilmu tanah (lubang resapan biopori), dan komunikasi ( penyuluhan).

tidak mudah memang berkomunikasi dengan beliau-beliau. kami harus menyederhanakan bahasa intelektual menjadi bahasa mayarakat. apalagi yang kami hadapai bukanlah masyarakat kaum petani. alhamdulillah, kami bisa belajar banyak dari mereka. semoga ilmu bermanfaat. amin
(Hasan Brissy)

Supervisi dari Pejabat LPPM IPB dan Panitia KKN-P IPB 2015

Cirebon, 15 Agustus 2015, para supervisor yang diantaranya adalah pejabat lembaga penelitian dan pengabdian masyarakat (LPPM IPB) dan panitia KKN-P IPB 2015 mengadakan supervisi kabupaten Cirebon yang diwakili di desa Gembongan kecamatan Babakan Kabupaten Cirebon. 

kegiatan ini bertujuan untuk meninjau langsung kegiatan KKNP dan pendampingan program upsus pajalai di lapangan. secara langsung dari tiga desa yang ada di kecamatan Babakan dikumpulkan. Beliau mendengarkan penjelasan kegiatan yang telah dan akan dilakukan masing-masing desa, serta keluhan-keluhan yang di alami mahasiswa. selain itu beliau juga memberikan arahan-arahan terkait administrasi, teknis, dan tindak lanjut KKN-P dan Pendampingan Upsus Pajale.

salah satu panitia KKNP IPB 2015 yang juga dosen PTN IPB, Dr.ir.Titik, M.Sc mengatakan bahwa kami sebaiknya melaporkan catatan-catatan sebagai bahan evaluasi bagi panitia KKNP IPB tahun ini untuk ditindak lanjuti sebagai bahan pertimbangan program yang sama di tahun depan.
(Hasan Brissy)

Sekolah Cinta Pertanian (SCP) SDN 3 babakangebang Cirebon

Cirebon, 22 Agustus 2015 menjadi hari perpisahan kami (mahasiswa KKNP IPB) dengan anak-anak SD N 03 Babakangebang. Kegiatan yang diprogramkan untuk edukasi pertanian ini dilakukan untuk menciptakan minat dan kecintaan anak-anak SD terhadap pertanian yang akhir-akhir ini mengalami penurunan generasi muda. apalagi didesa Babakan gebang kecamatan Babakan Kabupaten Cirebon yang didominasi oleh pedangan (bukan masyarakat petani)

Kegiatan ini dilakukan selama tiga kali pertemuan selama tiga minggu. tepatnya setiap hari sabtu mulai dari pukul 13.00-15.00. Minggu pertama diagendakan untuk perkenalan, sosialisasi pertanian, pentingnya sayuran, dan penanaman pada vertikultur. di minggu kedua dilakukan perawatan vertikultur, mini praktikum toge, dan penyemaian cabe dalam bekas botol air dalam kemasan. dan diminggu terakhir diisi dengan agenda games outdoor, pembuatan pesan kesan, dan perpisahan.

kegiatan ini dilakukan atas kerjasama dengan bapak kepala sekolah SDN 3 babakangebang (pak X) dan bapak Yaman. pada hari selasa, dilakukan penguburan cita-cita mereka yang udah mereka tulis dalam kertas dan dimasukkan kedalam  botol beling. lokasi penguburan botol cita-cita ini berlokasi tepat di samping gedung kantor sekolah. kami berharap pada tahun 2025 botol itu bisa dibongkar dan di buka bersama-sama. harapan besar bagi anak-anak semoga apa yang sudah mereka tulis dalam botol dapat tercapai. aamiin.

waktu begitu cepat. akhirnya kita harus berpisah. rasa rindu menyelimuti kita semua. berbagai catatan kesan pesan yang lucu dan merindukan telah aku baca. semoga saya benar-benar diberikan umur panjang oleh Allah SWT, dan dapat kembali ke Babakangebang pada tahun 2025 atau lebih cepat dari itu. semoga kalian menjadi anak-anak sholeh dan cerdas-cerdas. jangan lupa bahagiakan orang tua kalian.
KKNP IPB yang berkesan.
(Hasan brissy)




Minggu, 23 Agustus 2015

Dagang Sertifikat Bahasa



Jika kita hendak sekolah ke negeri2 barat, kita harus punya sertifikat TOEFL. Jika kita hendak bekerja ke negeri2 barat, kita harus punya sertifikat TOEIC. Selain itu masih ada IELTS yang dipersyaratkan oleh negara2 tertentu.
Meskipun banyak lembaga bisa menyelenggarakan tesnya, bisa membuatkan sertifikatnya, namun hanya lembaga berlisensi lah yang sertifikatnya diakui. Nah sertifikat yang diakui ini harganya mahal. Namun tetap banyak yang beli, karena banyak yang butuh. Butuh dengan negara barat.
Adanya kebutuhan itulah yang membuat sertifikat kemampuan berbahasa ini menjadi komoditas yang sanggup memutar uang. Saya sendiri pernah bekerja di perusahaan pemegang lisensi TOEIC di Indonesia. Hanya freelance saja, tapi lumayan. Bahkan teman saya pernah kerja seminggu dibayar lima juta, esoknya lupa kerja lagi, saking asiknya ngabisin duit.
Pelan tapi pasti Republik ini akhirnya masuk dalam peta pasar bebas, bukan hanya barang dagangan yang bergerak bebas, tenaga kerja-nya juga. Maka, sangat fair jika para pekerja asing yang ingin bekerja di Indonesia, harus mampu berbahasa Indonesia, yang ditunjukkan dengan sertifikat tertentu. Mereka yang butuh dengan Indonesia, apa salahnya kita mempersyaratkan kemampuan berbahasa?
Lalu saya membayangkan, ada semacam sertifikat bahasa Indonesia yang dikeluarkan oleh suatu lembaga, harganya mahal, dan hanya bisa didapatkan dengan belajar yang keras. Kemudian di negara barat, akan banyak digelar pelatihan tes bahasa Indonesia. Bahkan, pengajarnya didatangkan khusus dari Indonesia.
Sehingga, akan ada banyak orang Indonesia yang keluyuran di Eropa, Amerika, Afrika, China, Timurtengah, India, sampai Australia. Mereka di luar negeri bekerja hanya mengajarkan bahasa ibunya. Mudah bukan? Macam bule2 yang pada keluyuran di Bogor inilah.
Tapi apa, isu terbaru menyatakan kalau pemerintah hendak menghapuskan syarat kemampuan berbahasa indonesia pada pekerja luar asing. Disinilah kita harus merasa as*.
Kelak yang terjadi bukan orang luar negeri belajar bahasa Indonesia buat bekerja di Indonesia, tapi orang kampung belajar bahasa inggris buat kerja di kota. Karena di kota isinya orang asing yg ngemengnya pake bahasa inggris semua. As* tenan.

sumber : https://www.facebook.com/adam.subandi21?fref=nf

Sabtu, 22 Agustus 2015

Telor dan Kucing



Hari yang indah, disela-sela sibuknya kuliah, di hari minggu yang tenang, Jijit dan Ihsan memasak masakan untuk menu sarapan. Sementara si Jojo sibuk dengan laptopnya diruang tengah kontrakan.
Tidak ada yang istimewa memang, Jijit dan Ihsan hanya memasak nasi dan telor dadar untuk menu kali ini. Hanya suasana kebersamaan yang mengubah nya menjadi istimewa.
Dikala masak hampir selesai, Jojo izin meninggalkan Jijit dan ihsan ke warung untuk membeli sebatang rokok.

Ihsan     : “jit, ayo kita makan duluan aja, aku udah laper”, rayu Ihsan
Jijit         : “ayoo, kesuen (kelamaan)”
Jijit dan Ihsan sarapan duluan, telor dadar Ihsan  bagi tiga dan menyisakan satu potong untuk Jojo. Setelah selesai sarapan, dua sahabat ini bersamaan meninggalkan ruang makan untuk mencuci piring di dapur. Sekembali dari dapur terlihat potongan telur sisa telah tergeletak di lantai.
Jijit         : “huss-husshh, walah,”
Ihsan     : “knapa Jit?”
Jijit         : “ dimakan si Putri san”,
Ihsan     : “siputri tu siapa?”
Jijit         : “ya si putri, kucing itu”.
Ihsan     : “owalaah,,  sini”
Ihsan mengambil potongan telurnya dan mengembalikan telornya ke piring. Selepas itu, dua sahabat ini keluar menuju warung untuk membeli teh anget. Di tengah perjalanan Ihsan dan Jijit bertemu dengan Jojo yang terlihat membawa sepack rokok. Mereka berpapasan seperti biasa dan membiarkan saling berlalu.
Sekembali dari warung, Ihsan dan Jijit langsung pulang ke kontrakan.
Jijit         : “haahh, siapa yang makan?’’ (kaget)
Ihsan     : “jangan-jangan”.
Jojo berlalu dari dapur dan terlihat tangannya masih dalam keadaan basah
Jojo        : “knapa?” , sambil menjilat-jilat jemari tangannya.
Ihsan dan Jijit     : “emmmm... gak Papa, $##%@%#^%$%$%$##%# ”.