Sekretariat KMNU IPB 17-Mei-2014
Penyampaian
dilaksanakan di Sekret KMNU IPB oleh Ka Ipin. Beliau pertama menyampaiakan
bahwa ada tiga T dalam berorganisasi. Yaitu Tujuan, Time, dan tim. Kunci yang
berbentuk 3T ini berada dalam pra atau sebelum pelaksanaan.
Pertama
adalah Tujuan, Dalam berorganisasi kita perlu melihat apa tujuan dari
organisaasi tersebut. Setiap organisasi pasti memiliki tujuan yang tertuang
dalam visinya, sedangkan setiap individu yang tergabung maupun yang berencana
bergabung juga memiliki tujuan dan keinginan masing-masing. Sehingga perlu
klarifikasi tujuan sebenarnya dalam organisasi. Apakah organisasi itu memiliki
tujuan yang sama dengan kita. Sebelum pelaksanaan ini perlu dilakukan penyamaan
tujuan antara semua masing-masing individu anggota dan visi dari organisasi
itu. Dalam paparannya, Ka Ipin mengatakan bahwa ketika tujuan organisasi dan
tujuan kita tidak sama, maka ada tiga cara yang dapat dilakukan, yaitu: Visi
organisasi diubah, tujuan kita yang diubah, atau kita keluar dari organisasi
karena merasa bahwa organisasi tersebut tidak cocok untuk kita.
Namun ka ipin
juga menambahkan bahwa jangan mendahului visinya organisasi. Kalo sudah
disepakasi visi organisasi yang merupakan penyatuan dari setiap anggota, maka
jikalau visi suatu organisasi tersebut hanya dilingkungan sekedar kampus, kok kita mau nyampe ke tingkat
nasional. Sehinggaa kita tidak bisa memaksakan keinginan kita tersebut untuk
diterapkan di organisasi tersebut. Hal itu berarti berupa keinginan pribadi
bukan keinginan organisasi meskipun itu baik. Mungkin keinginan seperti itu
dapat dilaksanakan dan diaplikasikan untuk diterapkan menjadi misi organisasi
pada periode selanjutnya dengan catatan telah menjadi keinginan organisasi.
Organisasi
pastinya memiliki komposisi anggota yang tidak sedikit. Intinya lebih dari satu
orang. Semakin banyak orang/anggota maka semakin tidak mudah untuk menyamakan
tujuan. Tapi jangan nyerah dulu. Setiap
orang memiliki karakter sendiri, potensi, kelebihan dan kekurangan. Banyak
organisasi yang hanya mentok sampai pada karakter saja sehingga organisasi
tersebut tidak mampu mengatur sumberdaya manusia yang begitu beragam. Salah
satu bentuk perbedaan karakter adalah perbedaan pendapat dengan karakter
masing-masing dan yang anggota lainnya tidak menerima. Disini perlu dilihat
lebih jauh sehingga dalam berorganisasi tidak hanya dominan terpaku pada
karakter. sehingga Perlu dilihat bentuk dari potensi anggota yang berbeda-beda.
Setiap individu yang memiliki beragam karakter yang terkadang menjengkelkan
memiliki potensi yang bahkan ketua organisasi tersebut juga tidak tahu. Ka ipin
juga memaparkan bahwa yang terpenting dalam sebuah tim (organisasi) adalah
mampu melihat dan mengetahui potensi dari masing-masing anggota.
Potensi
anggota dapat dilihat melalui beberapa cara. Dapat dilakukan dengan cara
menanyai langsung setiap anggota. Dari sini kita dapat menanyai misalkan
aktivitas yang biasa dilakukan atau latar belakang anggota tersebut apa. Misal
kan dia suka dengan administrasi dan memang kegemaran selama ini disana, maka
kita bisa menentukan bahwa salah satu potensinya adalah kemampuan untuk menjadi
bagian keadministrasian yang dia miliki dan mungkin tidak dimiliki yang lain. Begitu juga dengan
kelebihan dan kekurangan individu anggota. Setiap anggota pastinya memiliki
kelebihan masing-masing yang terkadang hanya dia yang memilikinya beserta juga
kelemahanya. Kelebihan yang satu dapat
menutupi kelemahan anggota lainnya. Sehingga dalam organisasi akan muncul
segala kelebihan masing-masing anggota beserta potensinya dan berusaha saling
menutupi segala kekurangan untuk belajar bersama dalam rangka menuju tujuan
organisasi.
Kedua
adalah Tim. Kenapa tadi kita berkutik pada tujuan, karakter,potensi, dan
kelebihan? Karena kita ini akan menata puzzle-puzzle yang berbeda-beda.
Sehingga diperlukan kemampuan memahami tujuan, karakter, potensi dan kelebihan.
Dalam tim, seorang pemimpin harus benar benar menjadi pemimpin bukan sekedar pimpinan.
Pemimpin berbeda dengan pimpinan. Pemimpin adalah individu yang dianggap dapat
dipercaya mengemban amanah dan mampu memimpin bawahannya dengan kelebihan yang
dia miliki dan di terima oleh anggota-anggotanya. Sedangkan pimpinan lebih ke
arah struktural saja. Pimpinan memiliki posisi diatas sebagai atasan, namun
belum tentu dapat memimpin bawahannya dikarenakan mungkin kurang memiliki
kemampuan/kelebihan yang diperlukan untuk menjadi pemimpin. Sehingga seorang
pemimpin harus berani berkorban. Jangan pernah mengorbankan orang lain
(anggotanya). Contoh dari kasus ini
adalah pemimpin harus dapat menjemput potensi anggotanya yang mungkin tidak
terlihat sehingga dapat berada pada posisi yang sesuai. Jika pemimpin
meletakkan posisi anggota secara otoriter padahal sebenarnya anggota tersebut
tidak mau karena bukan pada keinginan dan kelebihannya, maka dia telah
mengorbankan potensi anggota tersebut yang sebenarnya mungkin dia memiliki
kemampuan yang lebih jikalau berada pada posisi yang tepat.
Ketiga
adalah Time (waktu). Setiap pengurus dalam suatu tim harus tahu kapan dari
mulai dilantik sampai waktu berakhirnya kepengurusan. Selain itu, perlu dirinci
kegiatan apa selama seminggu, sebulan, dua bulan kedepan sampai dengan
berahirnya kepengurusan meskipun hanya rincian kasar. Sehingga tidak akan terjadi
kebingungan tentang apa yang harus dilakukan ketika menjabat sebagai anggota
tim.
Berikut
diatas adalah beberapa paparan tentang pra pelaksanaan tim. Sedikit catatan
dari kak ipin sebagai tambahan adalah, pertama, dalam pembuatan laporan
pertanggung jawaban setiap kegiatan, harus ada catatan perjalanan dari awal
persiapan sampai dengan berahirnya. Misalkan rapat pertama seperti apa, rapat
kedua seperti apa, kekurangannya apa, harusnya bagaimana, ada usulan apa. Trus
pada hari-H juga. Apa kekurangannya, harusnya bagaimana, kendalanya apa, ada
insiden apa, harusnya jangan diulangi. Sehingga lebih baik mencari kesalahan
yang lain dari pada melakukan kesalahan yang sama. Apalagi jika kesalahan itu
sama dan acara tersebut merupakan acara
rutinan yang sebenarnya selalu ada dan kitt selalu melakukan kesalahan yang
sama. Sebaiknya kita tidak terjatuh ke lubang yang sama. Lebih baik jatuh
kelubang yang berbeda sehingga kita dapat menandai kalau disitu ada lubang,
jangan lewat daerah itu lagi dan berusaha agar tidak terjatuh sama sekali.
Bahasan
selanjutnya adalah pada pelaksanaan suatu Tim. Ada empat komponen yaitu
A-T-A-P. A=Aktor, T=time schedule,
A=Assembly, dan P=Problem. Dalam hal ini, Ka ipin baru memaparkan komponen
Aktor saja. Yaitu : bahasan dalam Aktor adalah subjek dan objek. Maksutnya
andaikata dalam sebuah acara, yang dimaksud sebagai aktor mencakup panitia,
peserta, undangan serta siapapun yang terlibat dalam acara tersebut. Sehingga
ketika kita mencontohkan kepanitiaan, pada waktu sebelum itu, kita harus tahu
struktur dari kepanitiaan. Sehingga akan terbentuk struktur, posisi, dan tahu
tugas-tugasnya. Dalam struktur Setiap posisi ada orang, hak, dan kewajibannya
sesuai posisi itu. Nahh.. hak dan kewajiban inilah yang dinamakan Job Dis.
Struktur kepanitiaan memiliki bentuk bagan struktural yang bermacam-macam.
Semua tergantung pada tujuan dan kebutuhan tim. Biasanya secara umum di IPB
berbentuk dari atas berupa ketua, wakil ketua, bndahara, dan sedkretaris sebagai
BPH. Di atas BPH atau disampingnya biasanya berupa Steering comitte (SC). Kemudian di bawah BPH berupa struktur
divisi-divisi. Divisi yang ada biasanya adalah acara, humas, logstran, PDD,
Konsumsi dan lainnya sesuai kebutuhan. Divisi ini dapat di gabungkan dari satu
divisi menjadi satu divisi atau sebaliknya sesuai dengan kebutuhan acara.
Penambahan divisi dapat dilakukan manakala memang dibutuhkan bagian yang perlu
mendapatkan perhatian khususu misalnya dalam acara perlombaan, biasanya akan
ada satu divisi tambahan yang berupa divisi kesekretariatan yang akan mendapat
hak dan kewajiban untuk mengurus kelengkapan administrasi dan lainnya dari
peserta lomba.
Semua hubungan
masing masing divisi, baik BPH, antar BPH, BPH dengan anggota, BPH dengan SC harus
ada ketetapan dalam AD/ART yang di sepakati bersama. Sebagai contoh apakah Sc
memiliki kewenangan untuk turut serta terlibat dalam tim atau hanya dapat
memberikan masukan-masukan dan keputusan selanjutnya diserahkan kepada BPH yang
kemudian akan di turunkan kesetiap divisi-divisi. Selain itu, Setiap divisi
juga diperlukan bendahara dan sekretaris sehingga setiap divisi memiliki
administrasi yang rapih dan terkoordinasi.
Sekian resume dari pertemuan
kedua klub Keorganisasian, semoga bermanfaat.. mohon maaf jika banyak
kekurangan.
Klub keorganisasian “terbaik
menginspirasi”.(Hasan)
Sukses berorganisasi
4/
5
Oleh
Unknown