Sabtu, 22 Agustus 2015

Telor dan Kucing



Hari yang indah, disela-sela sibuknya kuliah, di hari minggu yang tenang, Jijit dan Ihsan memasak masakan untuk menu sarapan. Sementara si Jojo sibuk dengan laptopnya diruang tengah kontrakan.
Tidak ada yang istimewa memang, Jijit dan Ihsan hanya memasak nasi dan telor dadar untuk menu kali ini. Hanya suasana kebersamaan yang mengubah nya menjadi istimewa.
Dikala masak hampir selesai, Jojo izin meninggalkan Jijit dan ihsan ke warung untuk membeli sebatang rokok.

Ihsan     : “jit, ayo kita makan duluan aja, aku udah laper”, rayu Ihsan
Jijit         : “ayoo, kesuen (kelamaan)”
Jijit dan Ihsan sarapan duluan, telor dadar Ihsan  bagi tiga dan menyisakan satu potong untuk Jojo. Setelah selesai sarapan, dua sahabat ini bersamaan meninggalkan ruang makan untuk mencuci piring di dapur. Sekembali dari dapur terlihat potongan telur sisa telah tergeletak di lantai.
Jijit         : “huss-husshh, walah,”
Ihsan     : “knapa Jit?”
Jijit         : “ dimakan si Putri san”,
Ihsan     : “siputri tu siapa?”
Jijit         : “ya si putri, kucing itu”.
Ihsan     : “owalaah,,  sini”
Ihsan mengambil potongan telurnya dan mengembalikan telornya ke piring. Selepas itu, dua sahabat ini keluar menuju warung untuk membeli teh anget. Di tengah perjalanan Ihsan dan Jijit bertemu dengan Jojo yang terlihat membawa sepack rokok. Mereka berpapasan seperti biasa dan membiarkan saling berlalu.
Sekembali dari warung, Ihsan dan Jijit langsung pulang ke kontrakan.
Jijit         : “haahh, siapa yang makan?’’ (kaget)
Ihsan     : “jangan-jangan”.
Jojo berlalu dari dapur dan terlihat tangannya masih dalam keadaan basah
Jojo        : “knapa?” , sambil menjilat-jilat jemari tangannya.
Ihsan dan Jijit     : “emmmm... gak Papa, $##%@%#^%$%$%$##%# ”.

Related Posts

Telor dan Kucing
4/ 5
Oleh

Subscribe via email

Like the post above? Please subscribe to the latest posts directly via email.