Sudah saatnya saya berbicara. Suduah saatnya saya jujur atas kesalahan. Sudah waktunya saya bergerak dari kubangan dosa. Malam yang indah kali ini saya sempatkan main ke beliau, sang imam yang saya anggap sebagai tokoh masyarakat skaligus tokoh agama yang dicintai dan di benci orang Bangong.
Tepat dua bulan yang lalu, saya
telah menetapkan diri dalam arus gelombang kemurkaan. Hidup dalam kota wali
yang saya agung-agungkan. Sebuah kota bekas hidup pejuang islam. Dan skarangpun
masih hidup para penerusnya.
Saya biarkan diri saya bersama
kemaksiatan. Berada dalam arus fitnah yang besar. Hidup dalam satu atap dengan meraka,
wanita-wanita kembang dunia. Hasil keputusan bersama dan keputusan semua.
Aku takut kala itu, tapi aku gak
menyampaikan satupun kata. Aku termenung diantara berjalannya waktu.
Dalih mudahnya koordinasi dan
ekonomi menutupi keindahan moral dan pengetahuan agamaku. Aku terpaku tak bisa
apa-apa. Aku menodai norma mayarakat yang ada.
Dalam hidup dua bulan bersama,
aku dihantui paranoid. Mataku liar dengan mudahnya melihat aurotnya. Rambut,
kulit tangan, kulit kaki, dan zina kecil pada pandangan wajah ajnabiyah.
Berhasillah saya mengumpulkan
dosa ini. Aku bingung bagaimana membersihkannya. Aku harus bicara- aku harus
bicara- dan aku harus bicara. Ku sampaikan keluhanku pada beliau. Ku minta
waktu barang satu jam dua jam.
Akhirnya beliau mengerti.
Serentak memahamiku berbeda dari sebelumnya. Beliau sudah mengamatiku sejak
lama, tapi aku gak tahu itu. Mendadak beliau bercerita bahwa beliau merupakan
keluarga darah biru buntet, kempek, dan babakan ciwaringin. Wow.. orang yang
selama ini saya kenal ternyata tepat seperti apa yang saya inginkan sebagai
misi saya ke Cirebon selain KKN.
Beliau mengatakan ini kepada
saya, bahwa ini sebagai pelajaran bagi
saya dan beliau. Pesanku kepada beliau supaya tetap tegas melarang beda
G* tinggal bersama jika masih ada lagi. Beliau mengiyakan itu.
Lega rasanya, bisa bercerita. Aku
gak ingin menjadi sampah di tempat orang. Aku gak ingin menjadi bagian dari
peraup dosa. Ku ingin bersih dan mendapatkan ridhoNya. Sebelum aku kembali ke
Bogor saya.
Akhirnya Berbicara
4/
5
Oleh
Unknown