Kamis, 27 Agustus 2015

Akhirnya Berbicara


Sudah saatnya saya berbicara. Suduah saatnya saya jujur atas kesalahan. Sudah waktunya saya bergerak dari kubangan dosa. Malam yang indah kali ini saya sempatkan main ke beliau, sang imam yang saya anggap sebagai tokoh masyarakat skaligus tokoh agama yang dicintai dan di benci orang Bangong.
Tepat dua bulan yang lalu, saya telah menetapkan diri dalam arus gelombang kemurkaan. Hidup dalam kota wali yang saya agung-agungkan. Sebuah kota bekas hidup pejuang islam. Dan skarangpun masih hidup para penerusnya.
Saya biarkan diri saya bersama kemaksiatan. Berada dalam arus fitnah yang besar. Hidup dalam satu atap dengan meraka, wanita-wanita kembang dunia. Hasil keputusan bersama dan keputusan semua.
Aku takut kala itu, tapi aku gak menyampaikan satupun kata. Aku termenung diantara berjalannya waktu.
Dalih mudahnya koordinasi dan ekonomi menutupi keindahan moral dan pengetahuan agamaku. Aku terpaku tak bisa apa-apa. Aku menodai norma mayarakat yang ada.
Dalam hidup dua bulan bersama, aku dihantui paranoid. Mataku liar dengan mudahnya melihat aurotnya. Rambut, kulit tangan, kulit kaki, dan zina kecil pada pandangan wajah ajnabiyah.
Berhasillah saya mengumpulkan dosa ini. Aku bingung bagaimana membersihkannya. Aku harus bicara- aku harus bicara- dan aku harus bicara. Ku sampaikan keluhanku pada beliau. Ku minta waktu barang satu jam dua jam.
Akhirnya beliau mengerti. Serentak memahamiku berbeda dari sebelumnya. Beliau sudah mengamatiku sejak lama, tapi aku gak tahu itu. Mendadak beliau bercerita bahwa beliau merupakan keluarga darah biru buntet, kempek, dan babakan ciwaringin. Wow.. orang yang selama ini saya kenal ternyata tepat seperti apa yang saya inginkan sebagai misi saya ke Cirebon selain KKN.
Beliau mengatakan ini kepada saya, bahwa ini sebagai pelajaran bagi  saya dan beliau. Pesanku kepada beliau supaya tetap tegas melarang beda G* tinggal bersama jika masih ada lagi. Beliau mengiyakan itu.
Lega rasanya, bisa bercerita. Aku gak ingin menjadi sampah di tempat orang. Aku gak ingin menjadi bagian dari peraup dosa. Ku ingin bersih dan mendapatkan ridhoNya. Sebelum aku kembali ke Bogor saya.

Related Posts

Akhirnya Berbicara
4/ 5
Oleh

Subscribe via email

Like the post above? Please subscribe to the latest posts directly via email.