Realita dan teori sering sekali
berbanding terbalik. Apa yang sudah diempiriskan oleh para penemu dan peneliti
sering sulit diterapkan dilapang. Entah karna pelaku lapang yang tidak bisa
atau memang teorinya yang terlalu susah dan tidak kompatibel dengan realita
yang ada. Nah ini pertanyaannya, apa karena para peniliti atau penemu ini jauh
dari masyarakat, sehingga teknologi dan inovasi baru yang bermunculan susah
diterapkan di khalayak orang banyak?
Biarlah masing-masing dari kita
menjawab pertanyaan tersebut daam diri masing-masing. Sehingga kita sebagai
peneliti atau calon peneliti bisa merenungkan hal itu.
Dilapangan, masalah pertanian
begitu kompleks. Baik sosial, budaya, karakter, sumberdaya, ekonomi, sifat,
pengetahuan, dan lain sebagainya. Apa
yang didapatkan dari ilmu pertanian dibangku kuliyah sangat sulit diterapkan
mentah-mentah di lapang. Ini masih perlu modifikasi atau bahkan tidak bisa di
pakai.
Sebagai seorang akademisi yang
belajar dalam bidang pertanian, saya merasa ini merupakan tantangan yang sangat
berat. Ini menjadi maklum mengapa pembangunan pertanian begitu sulit maju. Kami
sebagai orang pertanian saja merasa tidak mudah melihat realita lapang yang
ada.
Namun, segala sesuatu dijatah
oleh allah tidak diluar kemampuan kita. Kita pasti bisa menyelesaikan semua
urusan dengan persiapan dan pertimbangan yang matang. Persiapan dan
pertimbangan yang matang bisa dipelajari, baik Teoris (kuliyah) ataupun empiris
(lapang). Dan tentunya dua hal ini harus beriringan.
Teoritis VS Empiris
4/
5
Oleh
Unknown