Sabtu, 05 Desember 2015

Pertanian Indonesia



Pernah tidak, kalian bertanya kepada petani kecil di desa-desa mengenai pengendalian hama penyakit yang sering mereka gunakan? Pernah tidak kalian bertanya hal apa yang paling efektif untuk mengendalikan hama penyakit yang merusak tanaman petani? Pasti jawabannya masih sama dengan dulu, “semprot dengan pestisida”.

Pestisida masih menjadi menjadi alat yang paling jitu untuk mengendalikan permasalahan hama penyakit tanaman. Para petani sampai detik inipun mengatakan bahwa yang paling efektif dan ampuh adalah dengan menyemprotkan bahan racun ini. Bahkan jika tidak melakukan hal demikan, petani akan merasa tidak lega dalam hati mereka, padahal ujung-ujungnya sama gagalnya.

Fenomena ini agaknya sudah menjadi hal biasa dalam masyarakat petani. Petani seperti sudah terkena sindrom akut produsen pestisida. Meskipun petani semakin tahu dampak kerugian yang ditimbulkan akibat aplikasi pestisida kimia di lapang berupa sering terjadinya outbreak hama dan penyakit akibat resistensi, resurgensi dan hama sekunder.

Lalu setelah terjadi seperti ini, dimana peran ahli penyakit dan hama dari pihak pemerintah dan peneliti (perguruan tinggi dan balai penelitian)? Apa gunanya IPB dan lembaga lainnya yang sampai detik ini belum optimal menyelesaikan hal ini?

Sering sekali permasalahan pertanian diluar kuasa orang-orang pertanian. Pertanian begitu kompleks. Pertanian tidak hanya kegiatan menanam, mencangkul, dan memanen saja, tapi lebih dari itu. Dalam hal permasalahan konversi lahan misalnya, ini spesifik tidak hanya dipangku oleh orang-orang pertanian saja. Tapi juga terdapat pihak-pihak lain seperti pemerintah, kebudayaan, keuangan dan lain sebagainya. Ini yang mengakibatkan masih sulitnya menahan supaya lahan produktif tidak beralih fungsi. Permasalahan pertanian bisa dibilang selalu ada dari segi ekonomi, sosial, budaya, politik, lingkungan, hukum, dan lain sebagainya yang terkadang tidak dapat di selesaikan sendiri oleh orang-orang pertanian.

Ditambah lagi dengan ketidak pastian kepertanianan. Faktor alam masih sangat besar menjadi penyumbang keberhasilan pertanian. Iklim misalnya, tidak ada satupun makhluk didunia ini yang mampu mengendalikan iklim.  Iklim yang merupakan faktor alam tetap menyumbang input keberhasilan pertanian terbesar. Yang berarti ini adalah faktor tuhan. Sehebatapapun penelitian manusia jika alam tidak mendukung tetap saja akan menuai kegagalan total.  Padahal pertanian merupakan sektor dasar terpenting dalam memenuhi kebutuhan hajat hidup umat manusia. Segala teknologi lain tidak akan berjalan sebelum faktor dasar ini terpenuhi.

Bila kita melihat permasalahan yang dihadapi petani di Indonesia , paling tidak adal sebelas permasalahan utama yakni : pasar dan tata niaga, kepemilikan lahan, birokrasi, permodalan, keterampilan, teknologi, mentalitas, organisasi petani, infrastruktur, kebijakan, dan informasi.
Ini menjadi bahasan yang sangat serius jika Indonesia ingin keluar dari keterpurukan terkait permasalahan pertanian. Semua lini harus bersama-sama mencari solusi jalan keluarnya. Tidak bisa persoalan pertanian ini hanya diurus dan dipikirkan oleh orang-orang yang berkecimpung dalam bidang pertanian. Namun, semua pihak harus ikut mendukung demi tercapainya ketahan dan kedaulatan pangan bangsa.

Hasan brissy.

Related Posts

Pertanian Indonesia
4/ 5
Oleh

Subscribe via email

Like the post above? Please subscribe to the latest posts directly via email.