Jumat, 25 September 2015

Dampak El-Nino terhadap Perkembangan Organisme Pengganggu Tanaman (OPT)


Akhir-akhir ini, Bencana kekeringan  melanda hampir semua wilayah di Indonesia. Berbagai daerah sudah mengalami paceklik air. Air seperti sudah menjadi barang mahal. Tampungan-tampungan air menyusut. Barbagai embung dan waduk berkurang drastis debit airnya. Warga terlihat mengantre air demi keperluan mandi, mencuci, dan minum. Hewan-hewan ternak sudah mulai kehausan dan petani kebingungan dari mana ia mengairi sawah dan ladangnya.

Seperti banyak diberitakan di berbagai media massa bahwa fenomena kekeringan ini disebabkan oleh sebuah anomali iklim yang disebut juga El-Nino; Sebuah fenomena perubahan pada peredaran masa udara yang berdampak pada berkurangnya pembentukan awan-awan hujan di Indonesia. Fenomena ini lah yang mengakibatkan terjadinya musim kering yang berkepanjangan dengan ditandai sedikitnya terbentuknya awan. BMKG dan berbagai lembaga metereologi di dunia menyatakan bahwa saat ini sedang terjadi  EL-Nino moderat menuju kuat dan diprediksi akan berlangsung hingga awal tahun 2016. EL-Nino 2015 diperkirakan akan sekuat bahkan lebih kuat dibandingkan dengan fenomena serupa yang terjadi pada tahun 1997, hanya saja karena faktor pengendali cuaca lain yaitu Indian Ocean Dipole (IOD) masih dalam kondisi netral, maka dampaknya bagi Indonesia diperkirakan tidak akan separah 1997.
Salah satu dampak buruk El-Nino yang paling besar terjadi pada sektor pertanian. Seperti di kutip dari website Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), kekeringan telah melanda 16 provinsi meliputi 102 kabupaten/kota dan 721 kecamatan di Indonesia hingga akhir Juli 2015. Lahan pertanian seluas 111 ribu hektar juga mengalami kekeringan. Ambarwati (2008) mengungkapkan bahwa dampak El-Nino otomatis akan menurunkan produksi pertanian nasional.
Fenomena global seperti ini hampir berpengaruh terhadap sendi-sendi ekonomi lapisan masyarakat. Dampak kekeringan sudah sangat  kita rasakan. Boleh dikatakan Elnino ini sangat berpengaruh terhadap ketahanan pangan Indonesia. Musibah kegagalan panen sudah terjadi dibeberapa wilayah dan akan terus mengancam ratusan hektare sawah padi petani lainnya.
Biasanya, Salah satu faktor pembatas klasik produksi pertanian adalah adanya hama dan penyakit. Pengaruh buruk perkembangan hama dan penyakit sangat dipengaruhi dinamika iklim. Pada kondisi iklim ekstrim, hama penyakit tanaman pertanian bisa jadi akan terjadi outbreak (ledakan hama atau penyakit) atau justru akan berkurang serangannya. Secara umum, pada kondisi suhu yang tinggi seperti kondisi saat ini (El Nino), akan memengaruhi meningkatnya serangan hama, sedangkan pada kelembaban yang tinggi seperti pada musim hujan lebat (La Nina), perkembangan dan persebaran penyakit-penyakit tanaman akan jauh lebih cepat dibandingkan kondisi iklim normal. 
Sebenarnya kita tidak bisa mengataka bahwa fenomena El Nino berakibat munculnya ledakan serangan hama pada semua sektor pertanian. Memang secara bioekologi, hama akan berkembang baik pada kondisi optimum, yakni pada kondisi temperatur yang hangat. Termperatur merupakan satu dari tiga komponen epidemiologi penyakit, yakni faktor inang (tanaman), hama, dan lingkungan.
Pada sektor pertanian tanaman perkebunan, seperti : perkebunan kelapa sawit, tebu, kakao, teh, kopi dan lainnya, kondisi cuaca kering seperti sekarang ini berdampak meningkatnya serangan organisme pengganggu tanaman (OPT) . Dilaporkan hama penghisap daun teh (Helopeltis sp), penggulung daun teh (Homona sp), ulat api pada  kelapa sawit (Setora sp), ulat pemakan daun kelapa sawit (Setothosa asigna dan Mahasena corbetii), tikus, dan hama perkebunan lainnya cenderung merusak pada suhu hangat sampai panas. Kondisi ini disebabkan karena tersedianya makanan bagi OPT dan optimumnya temperatur lingkungan. Temperatur yang hangat akan meningkatkan keperidian telur hama. Selain hama, penyakit tanaman perkebunan juga berkembang dengan cukup pesat meskipun secara penularannya tidak seganas pada musim-musim penghujan.
Ini berbeda dengan jenis tanaman semusim seperti tanaman-tanaman pangan (padi, jagung, kedelai, kacang tanah dan lainnya). Tipikal tanaman ini yang hanya memiliki periode masa hidup yang singkat (kurang lebih tiga bulan) memiliki pola serangan OPT yang berbeda dengan tanaman-tanaman perkebunan. Normalnya, perkembangan dan persebaran OPT cenderung sangat cepat karena mengikuti siklus hidup inangnya. Pada kondisi tanaman yang seragam (monoculture) dan secara luas, OPT, baik hama maupun penyakit akan berkembang dengan sangat cepat, sedangkan pada musim pasca panen, populasi OPT akan berkurang secara drastis. Selanjutnya OPT akan berada pada inang alternatif atau inang sementara seperti gulma dan lainnya, dormansi, atau terbawa biji. Pada musim tanam berikutnya, keberadaan sisa inokulum OPT akan kembali menginvasi tanaman baru dan terus berkembang dengan pesat mengikuti keberadaan tanaman. Proses infeksi patogen tanaman maupun hama biasanya dimulai sejak dilakukannya persemaian.
Kondisi iklim kering seperti sekarang ini akan membuat petani enggan menanam-tanaman semusim. Keterbatasan air irigasi dan tingginya biaya usahatani menjadi faktor utama. Petani akan lebih suka beraktivitas lain dibandingkan menghijaukan lahannya. Biasanya para petani yang memiliki hewan ternak akan lebih fokus menggembalakannya. Namun bagi para petani yang tidak punya, biasanya akan menganggur atau mencari aktivitas lainnya.
Lahan akan dibiarkan bera. Bera merupakan kegiatan tidak menanami lahan atau sawah selama beberapa waktu. Kondisi kekeringan hebat seperti sekarang ini sangat memungkinkan jutaan hektare sawah irigasi akan diberakan. Biasanya pemberaan dilakukan selama semusim (tiga bulan). Meski terlihat merugikan-karena produksi akan menurun, aktivitas pemberaan memiliki dampak positif bagi sektor pertanian. Kondisi bera pada jenis pertanian tanaman semusim akan mampu menurunkan populasi OPT. Ini disebabkan terputusnya siklus perkembangan OPT. Tidak tersedianya inang membuat populasi hama dan penyakit mengalami kematian secara besar-besaran.
Silus hidup hama penyakit tanaman semusim biasanya sangatlah singkat. Biasanya hama  dan penyakit jenis ini memiliki lama  hidup beberapa hari sampai beberapa bulan saja. Wereng coklat (Nilaparvata lugens) misalnya, memiliki panjang usia hidup hanya sebulan, tetapi setiap ekor betina mampu menghasilkan 270-902 butir sekali bertelur (Nurbaeti et al 2010). Kondisi ini akan mengkhawatirkan jika pada tiga musim tanam (satu tahun), lahan selalu ditanami dengan tanaman budidaya. Dengan rentang waktu jarak antara panen dan tanam berikutnya yang singkat (dua minggu sampai dengan satu bulan), memungkinkan populasi OPT yang tersisa, baik tersisa dalam bekas panen maupun yang berada di gulma-gulma akan menemukan inangnya kembali dan berkembang dengan pesat pada musim tanam berikutnya.
Kondisi inilah yang membuat aktivitas memberakan lahan sawah berdampak baik. kondisi bera akan memutus rantai siklus sisa OPT sisa musim sebelumnya. Selayaknya organisme hidup, OPT tidak akan mampu bertahan hidup lebih lama tanpa adanya makanan (inang). Sehingga diharapkan pada musim tanam berikutnya, jumlah inokulum OPT sisa musim tanam sebelum bera akan sangat berkurang dan akan menurunkan intensitas serangan hama penyakit pada musim tanam selepas pemberaaan. Mengingat, upaya pengendalian hama penyakit pertanian memerlukan biaya yang relatif besar. Dari segi inilah, fenomena El Nino memiliki dampak positif terhadap pertanian di Indonesia.
Hasan Bisri
Mahasiswa Departemen Proteksi Tanaman, Fakultas Pertanian IPB

Pustaka :
Ambarwai DO.2008.Evaluasi dampak Elnino dan Lanina terhadap produktivitas padi dan pendapaan usahatani di Provinsi Jawa Tengah [skripsi].Fakultas Matematika dan IPA. Institut Pertanian Bogor.
[BNPB] Badan Nasional Penanggulangan Bencana.2015.Dampak Elnino [Internet]. waktu unduh [2015 September 26]:Jakarta.www.bnpb.go.id.
Nurbaeti B, Diratmaja IA, Putra S.2010.Hama wereng coklat (Nilaparvata lugens) dan pengendaliannya.BPTP Jabar.
Sugianto.2013.Dampak perubahan iklim terhadap serangan organisme pengganggu tanaman (OPT) tanaman perkebunan[internet].waktu unduh [2015 September 26];Jakarta. www.ditjenbun.pertanian.go.id

Kamis, 17 September 2015

Dimuliyakan, Tanaman Menjadi Lebih Mulia di Pasaran

Siapa yang gak tahu apa yang ada di gambar foto ini? tentunya kalian sudah tahu semua kan? ya green house atau rumah kaca yang biasanya digunakan untuk tanaman khusus yang dibudidayakan.

Dizaman yang sudah modern ini, teknologi dan hasil riset sudah begitu banyak. hal-halbaru sudah mulai bermunculan di beberapa tempat. ya... salah satunya ya ini. tek nologi green house untuk tanaman.

Masih ingat perisiwa penggusuran rumah di kampung pulo oleh pemda DKI Jakarta akibat illegalnya pembangunan bangunan diatas tanah pinggiran kali? memilukan memang. orang yang sudah pasti butuh rumah saja masih kesulitan mendapatkan tempat tinggal. terkait apakah itu mereka benar atau salah bukan menjadi bahasan disini. ini yang mau saya sampaikan adalah begitu butuhnya manusia terhadap tempat tinggal. kenyataannya masih banyak manusia (makhluk terpenting) yang bermasalah dengan urusan tempat tinggal. ehh ini malah ada tanaman yang punya semacam rumah.hehe,

Kalo boleh dipikir-pikir, sungguh muliya tanaman ini bisa memiliki rumah yang bahkan tidak semua manusia memilikinya. sungguh bahagianya si tanaman terhadap perlakuan yang ia terima dari manusia. bila mungkin seandainya ia bisa bergerak pastinya dia selalu tersenyum bahagia dan bisa beranak pinak seenaknya.

lalu, mengapa tanaman perlu rumah? buat apa tanaman ditempatkan dalam sebuah bangunan dengan tembok transparan itu? apakah ia memang benar-benar bahagia? atau justru menderita tak bisa menikmati panasnya surya.

memang dalam polapikir orang lama, tanaman adalah barang yang lemah, mirip benda mati, gak bisa gerak, gak butuh rumah atau apapun itu. tapi pandangan seperti ini salah men. tanaman membutuhkan kondisi yang optimum bagi pertumbuhan maksimum. memang tidak semua tanaman bisa ditreatment dengan teknologi green house ini. namun, dalam kondisi ini, kondisi lebih gampang di kontrol oleh manusia. dari mulai lama penyinaran, intensitas penyinaran, air, pupuk, bahkan hama dan penyakit sekalipun. ibarat manusia, kondisi inilah yang dinamakan tempat VIP. VIPnya tanaman boleh kata. manusiapun jika diberi kondisi yang nyaman akan bahagia, begiu juga dengan tanaman. kondisi yang super optimum membuat pertumbuhannya bisa semaksimal mungkin. toh,, semua keuntungan akan mengarah kesudut pandang manusia (antroposentris).

VIP tanaman, sangat mulia memang. VIP tanaman yang bisa jadi mengalahkan manusia. tidak semua manusia bisa membangun rumah semahal green house loo.. makannya tanaman yang ditanaman dengan greenhouse merupakan tanaman dengan nilai ekonomi tinggi. tanaman yang dibudidayakan adalah yang berharga tinggi, sehingga secarqa analisis usaha tani tidak mengalami kerugian. 

tanaman-tanaman ini akan dibawa ketempat-tempat prestis di dunia ini. sangat jarang yang hanya nongkrong di gerobak tukang sayur di kompleks2 kompleks atau perumahan rakyat. saking mulianya dia di kasih pakaian dan diberi nama. dengan nama yang bagus ini dia dipajang di sebuah ruangan dingin bak peraga busana atau model.

konsumen-konsumennya pun bukan sembarang orang. dia orang-orang yang mampu buat meminangnya saja. sangat jarang orang kampung yang berani menawar. masuk keruangannya saja minder.

setelah dibeli, tanaman-tanaman ini akan diolah menjadi masakan yang bukan sembarang pula. masakan-masakan high class. semua serba prestis, dari mulai dalam bentuk tanaman sampai rupa olahan.
memang, selayaknya manusia. semakin dimuliyakan, dia bisa lebih mulia di pasaran.

Rabu, 16 September 2015

Silaurrahmi dengan Bapak Hasan Ali,

Bogor, Tim Hadroh KMNU IPB mengiringi aqiqah putra Bapak Hasan Ali, pembina KMNU IPB dengan pembacaan maulid (12/9). Acara yang digelar dirumah beliau kompleks perumahan Bubulak ini sangat khidmah.

Alhamdulillah, puutra beliau ini terlahir sehat walafiyat. meskipun saya tidak sempat nanya siapa namanya, namun saya turut bahagia melihat keturunan orang alim telah lahir kedunia.

semoga kelak ia akan dapa membahagiakan orang tuanya, berbakti pada agama, nusa, dan bangsa. amin

Jumat, 11 September 2015

Bertetangga dalam perspektif sains



“Barang siapa beriman kepada Allah dan Hari Akhir maka hendaklah ia memuliakan tetangga”.


Pernah dengar cerita kisah Imam Hasan Bashri tentang akhlak belau terhadap tetangganya yang muslim? (http://nu.or.id/a,public-m,dinamic-s,detail-ids,51-id,42209-lang,id-c,hikmah-t,Toleransi+Hasan+Bashri+Bertetangga+Nasrani-.phpx ) Dalam sebuah cerita yang dimuat dalam web NU, dikisahkan beliau berusaha memuliyakan tetangga dengan tidak mengusik tetangganya yang nasrani itu. Air rembesan kamar kecil tetangga sang Imam dari lantai dua diatas bocor mengenai kamar beliau. Beliau tidak pernah memberi kabar atas bocornya saluran pembuangan air kotoran itu dari toilet tetangganya itu sampai akhirnya sang Imam sakit dan di jenguk oleh tetangganya yang beda keyakinan itu. Ketika beliau ditanya oleh tetangganya sudah berapa lama beliau sabar atas hal itu, beliau menjawab, “sudah 20 tahun”. Sebuah cerminan akhlak yang luar biasa ditunjukkan oleh seorang alim yang menjadi teladan bagi kita semua.
Tetangga menurut KBBI adalah orang (rumah) yg rumahnya berdekatan atau sebelah-menyebelah, atau orang yang tempat tinggalnya (rumahnya) berdekatan. Sedangkan memuliakan bermakna “menganggap (memandang) menempatkan mulia (kedudukan, pangkat, martabat) pada suatu pihak. Dua kata inilah yang tercantum dalam hadis nabi diatas, yang menjadi kesempurnaan iman kita kepada Allah dan Hari akhir.
Kehidupan bertetangga sudah ada sejak peradaban manusia mulai mengadakan percocok tanam, serta menetap dan hidup bersama. Ketika ilmu bertani mulai ditemukan, sehingga kebiasaan hunting dan gathering makanan di hutan mulai ditinggalkan. Sejak saat itu pula, interaksi dalam konteks bertetangga dimulai.
Kehidupan bertetangga dalam islam begitu diutamakan. Banyak sekali kisah-kisah para ulama yang sangat patut diteladani perihal sikap dan tatakerama beliau terhadap tetangganya. Dalam hadis-hadis pun jelas Rasulullah mengajarkan bagaimana kewajiban berbuat baik terhadap tetangga.
Dalam segi islam, tetangga merupakan rumah yang jumlahnya 40 rumah di depan, belakang, dan samping rumah kita. Namun dalam konteks luas, bertetangga dapat bermakna lebih luas lagi (seperti : negara tetangga). Pada intinya adalah suatu pihak yang berada dekat dengan pihak satunya.
Bumi dan Alam
                Planet yang tempati oleh umat manusia baru satu, yakni bumi. Manusia masih sangat perlu bersyukur dengan tempat pemberian Allah yang sangat luar biasa ini. Meski diluar sana ada sekelompok orang yang berambisi menjelajahi antariksa untuk menemukan bumi lainnya.
                Bumi diciptakan dengan segala kelengkapannya untuk sepenuhnya diperuntukkan untuk kemakmuran manusia. Disana disediakan berbagai macam dari mulai biotik maupun abiotik yang diberikan sebagai jawaban penjaminan rizki atas setiap nyawa yang diciptakanNya.
                Dari segi ilmiyah, bumi memiliki karakteristik yang khas dan tidak dimiliki oleh planet-planet lainnya. Sampai sekarang, para ilmuwan antariksa masih belum menemukan planet selengkap pemberian Allah yang satu ini, meskipun telah banyak di beritakan bahwa ilmuwan dari beberapa dunia telah berhasil mendaratkan pesawat tanpa awak ke beberapa planet di angkasa untuk tujuan penelitian.
Ilmuwan mengungkapkan bahwa atmosfir bumi memiliki kehebatan yang unik. Atmosfir lah yang mengatur sehingga energi dalam atmosfer selalu sama. Atmosfer pula yang mengatur sehingga persebaran energi dari belahan bumi ekuator menuju derajat lintang bumi yang lebih tinggi. Dari atmoffer pula yang mengatur sehingga bumi tidak dalam keadaan membeku akibat tidak terkena energi panas dari surya.
                Atmosfer diisi oleh udara, uap, air dan aerosol. Hampir semua benda ini merupakan benda-benda yang bersifat fluida. Benda ini dapat berpindah dari satu belahan tempat ke belahan lainnya dalam bumi skaligus memindahkan energi.  Energi yang dipindahkan dalam bentuk banyak hal, seperti energi kalor, energi kinetik, energi kimia, dan lainnya. Dalam dunia ini kita tahu apa yang dinamakan fluida. Fluida adalah zat alir atau zat dalam keadaan  bisa mengalir dan memberikan sedikit hambatan terhadap perubahan bentuk ketika ditekan. Ada dua macam fluida dinamis, yakni cairan dan gas. Benda menjadi fluida karena memiliki ikatan antar molekul yang lemah (secara tekstual ilmu sains). Contoh utama fluida adalah zat cair dan zat gas. Dalam hal ini, saya anggap pergerakan manusia juga sebagai sebuah fluida. Mengingat bahwa manusia memiliki kemampuan untuk berpindah dan sesuai dengan tempat yang diinginkannya.
                Zat fluida ini bergerak mengikuti hukum alam yang telah digariskan oleh Allah SWT yang sangat teratur. Gerakan fluida sama sekali tidak memandang siapa dan dari mana dia berpindah. Air (H2O) dan udara (nitrogen, oksigen, karbondioksida, dan lainnya) merupakan dua fluida yang terpenting dalam atmosfer. Kedua benda ini bergerak dari sembarang tempat mengikuti aturan alam yang telah digariskan.
Mengapa perlu memuliakan tetangga?
                Kehidupan tidak akan pernah tidak bersama. Dalam hal ini mari saya ajak melihat dari satu sudut pandang saja, yakni alasan fluida. Pembaca saya ajak melupakan dahulu aspek kebutuhan psikologis, sosial, ekonomi, politik, agama, dan lainnya yang membuat pentingnya hidup bertetangga.
                Sesuai dengan definisi dari bertetangga, kehidupan bertetangga merupakan bagaimana perilaku personal terhadap pihak lainnya yang lebih dekat karena urusan geografisnya. Negara akan menjadi tetangga karena letaknya yang berbatasan. Begitu juga orang akan menjadi tetangga apabila mereka memiliki tempat tinggal dekat dengan kita.
                Fluida akan lebih cepat mengalir pada jarak lebih dekat dibandingkan dengan jarak yang lebih jauh. Mari kita membahas air. Air memiliki karkterisitik yang khusus. Air memiliki siklus hidrologi, yakni terkadang menjadi uap yang dibawa oleh panasnya udara menuju lapisan troposfer, kemudian terkondensasi dan menjadi cair kembali yang kemudian jatuh menjadi butiran-butiran hujan. Dari air ini Tanaman, Hewan dan manusia pertama kali memanfaatkan air alam. Dalam siklusnya, air berputar melewati siklus baik dalam sistem metabolisme suatu makhluk hidup maupun makhluk non hidup. Air bisa menjelma masuk kedalam sebuah tubuh tanaman, hewan, dan manusia, atau hanya menjadi senyawa tersendiri atau bahkan berikatan dengan senyawa lainnya. Dalam beberapa tempat air tidak memandang siapa dan benda apa yang dilewati, tak peduli memasuki comberan, masuk dalam usus besar manusia, atau menjadi senyawa yang tereksitasi pada proses fotosintesis tumbuhan yang menjadi awal energi sebuah produsen.
                Kita mungkin tidak tahu, air yang kita minum, yang kita makan, yangkita buat untuk mencuci itu berasal dari siapa dan dari mana. Bisa jadi air tersebut adalah air yang berasal dari air sumur tetangga kita. Perlukah kita masih mempermasalahkan sebuah tetangga manakala sebuah sumber daya alam berupa air saja tidak peduli siapa dan atas dasar apa dia dimanfaatkan. Mengingat keberadaan geografis tetangga sangat meungkinkan pertukaran dan sirkulasi pergerakan air yang paling memungkinkan.
Udara.
Dalam ilmu sains, udara memiliki kandungan nitrogen kurang lebih 70 persen diatas oksigen, karbon dioksida, dan bahan-bahan lainnya. Keberadaan oksigen menjadi nyawa bagi mayoritas makhluk hidup. Oksigen menjadi bahan pembakar semua gula kompleks dalam setiap tubuh organisme untuk mengubah energi kimia dalam tubuh menjadi energi lainnya (seperti kinetik-gerak) sehingga manusia dan makhluk hidup lainnya dapat memulai aktivitas kehidupannya.
Seperti halnya air, udara lebih bersifat bebas lagi. Ikatan antar molekul dalam udara lebih rendah sehingga memiliki sifat perpindahan fluida yang lebih tinggi.
Tetangga merupakan orang yang memanfaatkan fluida udara terdekat selain kita. Fluida yang digunakan oleh tetangga bisa sangat mungkin akan berpindah kerumah kita dan sebaliknya. Seperti halnya sebuah oksigen yang kita hirup setiap harinya untuk menyambung nyawa bisa jadi berasal dari tanaman yang ditanam tetangga, begitu juga sebaliknya. Begitu juga karbon dioksida yang kita keluarkan dari hasil respirasi tubuh kita bisa jadi pula dimanfaatkan oleh kebon tanaman punya tetangga. Mengingat lokasi yang paling dekat dengan kita.
Efek negatif pula akan sangat memungkinkan antar tetangga menikmati dan merugi secara bersama-sama. Udara biasanya membawa partikel yang bersifat menyengat pula. Bagi seseorang yang membakar sebuah sampah, atau mencuci sebuah ikan yang anyir, pastinya partikel bau akan terbawa oleh fluida udara dan akan dirasakan pula oleh tetangganya.
Apa pentingnya bertetangga?
Sebagai orang yang hidup dalam satu planet bumi ini, kita perlu bersama-sama menjaganya. Kita tidak bisa menutup mata manakala terjadi suatu hal apapun dalam hidup kita, namun kita harus selalu bersama-sama. Kehidupan harus dilakukan secara bersama-sama demi kesejahteraan yang sifatnya kolektif/kerakyatan.
Sebuah kebakaran hutan akan menjadi menimbulkan dampak yang luar biasa kepada setiap orang, meskipun kita sudah berusaha hidup senatural apapun. Bau kotoran akan tetap ada meskipun kita sudah berusaha hidup bersih apapun. Asap akan masuk kedalam rumah, dan air kita akan tetap keruh, ketika kita tutup mata dengan tetangga.
Tidak ada alasan untuk tidak hidup bertetangga. Ajaran untuk memuliyakan tetangga sejak abad ke 7 masehi oleh kekasihNya telah menjadi sebuah alsan yang tak perlu di pertanyakan lagi alasannya. Lalu mengapa kita masih ragu untuk memuliyakan tetangga? Kasus kehidupan pada kompleks perumahan telah terlihat jelas. Padahal komunikasi dengan tetangga merupakan hal yang memiliki dampak positif dalam berbagai bidang. Baru saja kita bahas dari sudut pandang fluida saja.