Hallo sahabat Brissy. Kali ini kita akan
mengomentari sajak dari Kang Ibnun sang pujangga. Hehe.. istilahnya adalah
kritik sastra. Sajak-sajak di bawah ini merupakan sajak kang Ibnun yang mungkin
tak terasa ia lontarkan baik sadar maupun kondisi tidak sadar. Sehingga mohon
di maklumi jika terjadi kesalahan dan kekeliruan baik keliru sedikit maupun
fatal. Kok bisa fatal? Nanti saya kasih tau dimana fatalnya. Wkwkwkwk
Kita mulai dari sajak pertama :
“Wahai kalian para perindu, saling menasehatilah di
antara kalian
sungguh setelah jarak yang jauh cinta semakin
bertambah”
sarah :
kali ini mungkin Kang Ibnun sengaja menyapa para
perindu, mungkin spesifiknya adalah para joms yang merindu kepada dambaannya. Beliau
berkata “saling menasihati”, disini bermakna cukup mendalam karna mungkin
biasanya setiap joms memiliki penderitaan masing-masing. Memang sangat meletuk
ya, mengingat orang yang menderita akan selalu ada hikmah didalamnya, sehingga
bisa saling menshare hikmah tersebut
dalam bentuk nasihat.. eaa.. mulia sekali ternyata.
Selanjutnya adalah, Kang Ibnun mengatakan bahwa
setelah jarak yang jauh, cinta akan semakin bertambah, maksudnya mungkin
kangennya akan semakin besar, karna gak pernah ketemu. Hanya ketemu lewat doa
di sepertiga malam. Wawawawaw.... hmmm... sangat indah sekali sodara-sodara...
krik krik wkwkk
Sakaj kedua
“dan pernah aku terdampar di luas laut rindu
dihempas badai perpisahan
kita benar tak kan pernah tahu
kemana arus kehidupan mengalir
tapi biar ku kayuh
ku kembang layar
sampai angin yang kau doakan datang
membawa perahu menujumu
aku minta maaf
jika rindu-rindu kecil kita
masih sering pipis di matamu
aku hanya”
sarah:
nah.. langsung saja... Sahabat Brissy mungkin hanya
melihat indahnya sajak diatas, namun ini yang saya bilang fatal, katanya ia
pipis di matamu. Wkwkwkwk,,, wah bisa fatal ini, bisa kena penyakit ini.. wah
gak bagus, jangan di tiru ya sobat, mungkin dia punya makna lain. Mungkin bisa
di tanya langsung ke pengarangnya ya... hahaha
sajak terakhir:
“apakah engkau merasa rindu
sampai batas yang teramat sangat menyedihkan”
sarah:
dari ketiga sajak diatas, sepertinya ini
menggambarkan bahwa sang penulis sedang rindu. Ini mungkin di tulis ketia ia
benar-benar terjebak dalam suasana kerinduan mendalam akan hadirnya sang
kekasih. Mungkin saja. Tapi yang ingin saya tekan kan adalah, bahwa kerinduan
itu manusiawi. Dan merupakan sebuah energi supranatural yang sengaja dihadirkan
Tuhan untuk hamba-hambanya di bumi. So.. kerinduan bagian dari cinta ya sobat. Maka,
obati kerinduan dengan cara-cara yang dapat menambah kerinduan itu sendiri, seperti dengan panjatan doa, sholat malam dan lainnya, begitulah kata sang pujangga Ibnun.
Sekian omong kosong hari ini.. semoga terhihubur..
hehe
Poetry Written by : Ibnun
Interpreted by : Brissy
Sebuah Canda
4/
5
Oleh
Unknown