aku menangis dalam rindu.
catatanBismillahirrohmanirrahim.
segala puji bagi Allah , Tuhan semesta alam.
sholawat serta salam selalu saya ucapkan kepada baginda nabi akhir zaman.
hati terasa terurai dera. aku disini tak mampu memantabkan isi hati. seakan terjepit disebuah palung samudera terdalam, tak mampu dan tak berani bergerak maju ataupun mundur.
dalam kondisi seperti itu, aku memang sudah diberi jatah oksigen yang saya juga yakin bahwa itu akan cukup bagiku untuk hidup seribu tahun lagi.
tidak sendiri. aku terpaku bersama jutaan manusia yang ada disekelilingku. aku tahu, akulah yang pernah naik ke permukaan laut ini. dan sedikit tahu bagaimana melepas kan diri dari jeritan sakitnya himpitan.
aku berada dalam posisi yang kebingungan. berusaha mencari pegangan yang paling tepat. berusaha mencari jalan terbaik atas pilihan hidup.
satu sisi orang telah menganggapku cukup berjasa dalam serpihan mikro kehidupannya. disisi lain, aku yang hampir kehilangan arah tempat berlabuh atas tujuan dan impian.
lalu aku harus bagaimana. ditengah semakin cepatnya waktu berjalan. seakan aku telah tahu bahwa siapa nanti yang akan diajukan dan menjadi orang yang bertahta paling tinggi di pucuk gunung sana.
padahal aku gak menginginkan itu. dan aku sudah berusaha mundur untuk sejenak kembali merefresh impian dan realistis terhadap diriku ini.
oh bapak ibu. doakan aku supaya tidak salah langkah. aku tidak ingin apa yang aku injak adalah duri yang justru akan melukai aku dan orang disekelilingku. aku ingin menginjakkan diri dalam sebuah jembatan yang mengantarkan aku menuju kemaslahatan.
mungkin apa yang aku pikirkan ini salah dan terlalu realistis. namun aku sungguh berat. tapi aku hanya khawatir ini seakan menjadi sebuah kewajiban yang kifayah atas diriku. sehingga menutup jalan lain yang mengharuskan diriku ini untuk mengambil jalan itu.
padahal orang-orang yang setia dibelakangku sudah menyatakan diri tidak akan ikut campur atas urusan itu.
lalu, aku harus bagaimana...?
ya rab.... tunjukanlah jalan yang paling benar untuk ku.
aku menangis dalam rindu.
segala puji bagi Allah , Tuhan semesta alam.
sholawat serta salam selalu saya ucapkan kepada baginda nabi akhir zaman.
hati terasa terurai dera. aku disini tak mampu memantabkan isi hati. seakan terjepit disebuah palung samudera terdalam, tak mampu dan tak berani bergerak maju ataupun mundur.
dalam kondisi seperti itu, aku memang sudah diberi jatah oksigen yang saya juga yakin bahwa itu akan cukup bagiku untuk hidup seribu tahun lagi.
tidak sendiri. aku terpaku bersama jutaan manusia yang ada disekelilingku. aku tahu, akulah yang pernah naik ke permukaan laut ini. dan sedikit tahu bagaimana melepas kan diri dari jeritan sakitnya himpitan.
aku berada dalam posisi yang kebingungan. berusaha mencari pegangan yang paling tepat. berusaha mencari jalan terbaik atas pilihan hidup.
satu sisi orang telah menganggapku cukup berjasa dalam serpihan mikro kehidupannya. disisi lain, aku yang hampir kehilangan arah tempat berlabuh atas tujuan dan impian.
lalu aku harus bagaimana. ditengah semakin cepatnya waktu berjalan. seakan aku telah tahu bahwa siapa nanti yang akan diajukan dan menjadi orang yang bertahta paling tinggi di pucuk gunung sana.
padahal aku gak menginginkan itu. dan aku sudah berusaha mundur untuk sejenak kembali merefresh impian dan realistis terhadap diriku ini.
oh bapak ibu. doakan aku supaya tidak salah langkah. aku tidak ingin apa yang aku injak adalah duri yang justru akan melukai aku dan orang disekelilingku. aku ingin menginjakkan diri dalam sebuah jembatan yang mengantarkan aku menuju kemaslahatan.
mungkin apa yang aku pikirkan ini salah dan terlalu realistis. namun aku sungguh berat. tapi aku hanya khawatir ini seakan menjadi sebuah kewajiban yang kifayah atas diriku. sehingga menutup jalan lain yang mengharuskan diriku ini untuk mengambil jalan itu.
padahal orang-orang yang setia dibelakangku sudah menyatakan diri tidak akan ikut campur atas urusan itu.
lalu, aku harus bagaimana...?
ya rab.... tunjukanlah jalan yang paling benar untuk ku.
aku menangis dalam rindu.