Bogor (2/10), KMNU IPB melalui
divisi kajian dan pelestarian tradisi mengadakan kajian umum bekerja sama
dengan dewan kemakmuran masjid (DKM) Al-Wustho Babakan Tengah. Tema yang
dibawakan cukup menarik, yakni “beramal ilmi berilmu amali ahlussunnah wal
jamaah”. Dalam kesempatan langka ini, tim kajian dan pelaksanaan tradisi
mengundang seorang ulama’ besar di Bogor, KH.Zein Azzarnuji, Pengasuh pondok
pesantren Roudlotul Hikam Cibinong, Bogor.
Acara dimulai dengan lantunan
sholawat oleh Tim Hadroh KMNU IPB, pembacaan tilawah alqur’an oleh Hamzah
Alarisi (Biologi 50), tahlil yang dipimpin oleh Adli Alkarni (Eksyar 50),
disambung dengan mauidlotil hasanah dan doa.
Dalam mauidlotul hasanah ini,
KH.Zein Azzarnuji, yang kerap di panggil Gus Zein memberikan nasihat-nasihat
yang relatif singkat. Diantara nasihat kiai yang juga seorang mursyid thoriqoh
qodiriyyah an-naqsabandiyah ini adalah :
“ilmu merupakan suatu yang sangat
berharga, tidak ada batasan umur, jabatan, dan lainnya dalam menuntut ilmu.
Artinya sepanjang manusia hidup, manusia perlu menuntut ilmu, karena yang
paling pandai adalah Allah SWT semata.
“Ilmu itu sangat luas. Sayyidina
Ali bin Abi Thalib pernah berkata, ‘jika diterangkan 1 huruf saja dari
basmalah, yaitu "ba",tdk akan cukup ilmu tentang itu dibawa oleh 80
unta. Rosulullah saja selalu berdoa supaya ditambahkan ilmu, bagaimana dengan
manusia lainnya”
“Jika Allah sayang dengan
seseorang, walaupun orang tersebut terpeleset sedikit, maka Allah akan menegurnya,
sebaliknya jika Allah tidak sayang dengan seseorang, sebesar apapun dia maksiat,
Allah akan tetap membiarkannya. Itulah mengapa saat ini kita mengalami
"krisis orang baik", dimana orang dzolim semakin banyak pendukungnya,
serta semakin sejahtera kehidupan dunianya”
“Apa arti kita kita belajar?
Yakni untuk mengetahui bagaimana cara menyampaikan kebaikan. Menyampaikan
kebaikan itu dengan kasih sayang, bukan dengan membuat seseorang merasa
terpojok/terhina. Contoh menyampaikan sesuatu yang dengan kasih sayang itu
seperti yang dilakukan ulama-ulama Nahdlatul Ulama, dengan prinsip
"mempertahankan yg lama dan menerima yg baru yg lebih baik", sehingga
dakwah NU bisa diterima luas oleh masyarakat Indonesia”.
“Ingin gagal dalam berdakwah?
Gampang caranya, yaitu salahkan saja orang-orang terdahulu. Kenapa di timur
tengah selalu terjadi konflik? karena pemuda-pemudanya saling menyalahkan apa
yg dilakulan oleh para pendahulunya”.
Nasihat-nasihat diatas merupakan beberapa
nasihat inti dari mauidloh hasanah beliau. Suasana begitu sejuk dan hidmah
sepanjang penyampaian romo kiai Zein. Pengajian yang dihadiri kurang lebih 100
mahasiswa IPB ini berjalan dengan lancar. Penampilan sarung dan kopyah
menghiyasi pakaian para hadirin yang duduk rapih dalam barisan shof. Sementara
jamaah wanita duduk di belakang barisan jamaah laki-laki.
Kajian ini juga mengundang
organisasi muslim kampus IPB lainnya, diantaranya adalah LDK Alhurriyah IPB,
Al-khidmah IPB, Kesatuan Aksi Mahasiswa Muslim Indonesia (KAMMI) IPB, Ikatan
Mahasiswa Muhammadiyah IPB, Badan Kerohanian Islam (BKIM IPB).
Hijayat, selaku penanggung jawab
acara sekaligus kepala divisi kajian dan pelestarian tradisi KMNU IPB berharap
acara ini dapat memberikan kemanfaatan dan siraman rohani bagi jamaah ditengah kesibukan
mahasiswa dengan urusan duniawinya. Selain itu, mahasiswa asal Pati Jawa Tengah
ini juga berharap kepada jamaah supaya selalu menggali ilmu dari Kiai Zein,
mengingat luas nya ilmu dan akhlak beliau yang petut diteladani (Hasan)