Selama ini mungkin kita hanya berpikir bahwa Nahdlatul Ulama atau yang disingkat dengan NU hanya ada dan berkembang di Indonesia saja. dan mungkin beberapa orang berpandangan bahwa NU ormas yang kolot dan terbelakang dan mana mungkin eksis di belahan dunia yang lain.
Statemen ini sungguh berkebalikan dengan fakta di lapangan. adalah Dr.Fazal Ghani Kakar, atau yang akrab di sapa Dr.kakar membuktikan sendiri bahwa NU sangat dibutuhkan di negara muslim lain, salah satunya adalah di Afghanistan, negara yang tercabik-cabik oleh konflik berkepanjangan.
Rabu (4/5) sore hari, Dr.Kakar berkesempatan untuk sharing-sharing NU Afghanistan (NUA) dengan para pengurus PC NU kota Bogor, yang turut dihadiri pula oleh beberapa organisasi lain, termasuk perwakilan dari KMNU. dalam pemaparan tersebut, Ketua NUA ini bercerita panjang lebar mengenai asal muasal terbentuknya NUA sampai dengan rencana kedepan.
bagi saya, NUA ini merupakan fenomena unik yang membantah keras statemen-statemen pada kalimat pembuka tulisan ini. Bagaimana tidak, orang-orang Afghanistan yang hampir seluruh penduduknya muslim hanafi, yang telah sekian lama dilanda konflik berkepanjangan sadar akan pentingnya perdamaian yang perlu dipelopori para ulamanya. Mereka mencari solusi atau obat untuk menyelesaikan peristiwa buruk ini keberbagai penjuru dunia. dan di Indonesialah mereka menemukan sesuatu yang mereka klaim sebagai solusi, yang didalamnya ada corak keislaman yang moderat, dialah NU.
NU diterjemahkan Dr.kakar sebagai ruh dari badan yang berupa negara kesatuan RI. tanpa NU, yang merupakan mayoritas keislaman penduduk negara ini, Indonesia yang terdiri dari ribuan suku, beberapa agama, ras, budaya dan perbedaan lainnya, mustahil dapat di bingkai dalam sutu wadah yang damai seperti yang kita lihat saat ini. beliau membandingkan dengan negaranya yang hanya beberapa suku dan agama saja justru dilanda konflik berkepanjangan. dari sinilah yang menjadikan NU sangat dihormati oleh semua golongan yang ada di Indonesia, baik itu kristen, katolik, dan lain sebagainya.
Dalam kesempatan kali ini, Dr kakar menemukan dua hal dari NU yang tidak ada di komunitas islam manapun di negara lain. yakni : spiritualitas dan layanan (service). Spiritualitas yang dibawa NU mengarahkan umat pada ketauhidan, ibadah, dan ruh-ruh keislaman yang dibawa oleh para ulama-ulamanya. spiritualitas corak NU ini mengarahkan dirinya untuk meluas memberikan sebuah layanan bagi ummatnya. nilai-nilai ini yang membawa NU dari spirit keagamaan menjadi spirit kehidupan dalam bermasyarakat, berupa layanan sosial.
Imbuhnya, NU menginspirasi dengan dua hal, yakni moderat, tidak terlalu kekiri (liberal) dan kekanan (ekstrim radikal), dan keadilan sosial (al adalah). Dua prinsip ini membawa kedalam bingkai kemanusiaan yang universal. Dimana ada disuatu kelompok dan wilayah ada kepemimpinan yang moderat dan adil, secara otomatis akan membawa kedamaian kemanusiaan. kedamaian kemanusiaan ini akan membawa kearah kecermelangan ummat. visi yang ada dalam NU ini sudah dicontohkan oleh para sahabat nabi dan ulama terdahulu yang menitik beratkan pada kemoderatan dan keadilan dalam bertindak, seperti Sayyidina Utsman, Sayyidina Umar, dan Sayyidina Sholahuddin.
Prinsip keadilan (Social Justice) jika dipegang akan membawa keaamanan (Security) karena ummat merasa aman. inilah NU, sehingga NU cukup menarik dan mampu dianggap sebagai mayoritas yang mengayomi ummat lainnya. Disinilah nilai keamanan ini akan muncul (red-bandingkan keamanan Indonesia dan Afganistan)
NUA bukanlah cabang NU diluar negeri seperti PCI NU di beberapa negara lain. namun, NUA ini murni orang asli Afghanistan yang mendirikan, baik pegurus maupun anggotanya asli orang Afghanistan. hanya konsepnya saja yang di impor dari Indonesia.
Dalam paparan Dr.Kakar, NUA memiliki visi utama berupa "Not Extremism", visi ini berusaha NUA bawa untuk menjadikan solusi atas ke ekstriman beberapa golongan di Afghanistan yang berujung pada tragedi kemanusiaan sampai detik ini. NUA memiliki 5 pilar, yakni : moderat (tawasuth), adil (i'tidal), toleran (tasamuh), seimbang (tawazun), dan pastisipasi (musyarakah). NUA afghanistan sudah berkembang di 22 provinsi dan lebih dari 2000 ulama telah bergabung.
Salah satu permasalahan disana adalah masih banyaknya paradigma bahwa terminologi "jihad" hanya diinterpretasikan dengan "killing", pokonya kalau di tanya jihad itu seperti apa, mereka menjawab "membunuh". padahal jihad bisa berupa pembangunan ekonomi ummat, pendidikan ummat, dan lain sebagainya. Ini merupakan persoalan miris mengingat sebagai ahlussunnah wal jamaah paham takfiri (mengecap kafir pada pihak lain yang tidak sepaham) merupakan tindakan yang sangat dihindari. "kita bukanlah nabi yang ma'sum (terhindar dari dosa), kita sangat mungkin melakukan kesalahan, maka sangat tidak logis kalau kita mengecap muslim sebagai kafir hanya karena tidak sepaham dengan kita. dengan begitu sebetulnya kita telah menutup pintu kembali atas keislaman pada ummat yang lain." tandasnya.
Dalam kesempatan ini pula, ketua Excecutive Board (Tanfidziyahnya NUA) ini memberi pesan kepada kami, untuk menjaga kedamaian Indonesia. "dear my brother, keep this peace", ungkapnya dengan serius. mengapa demikian, karena kata beliau, tanpa kedamaian kita tak akan bisa melakukan segala bentuk kegiatan apapun.
 |
Logo NUA yang mengadopsi beberapa dari logo NU |